Profil Desa Jatimulyo

Ketahui informasi secara rinci Desa Jatimulyo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jatimulyo

Tentang Kami

Desa Jatimulyo di Kecamatan Petanahan, Kebumen, bertransformasi menjadi desa wisata unggulan dan lumbung pangan strategis. Dikenal dengan potensi pertanian, peternakan domba, dan kerajinan bambu, desa ini berhasil masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indon

  • Lumbung Pangan dan Pusat Peternakan

    Jatimulyo merupakan salah satu produsen padi terbesar di Kebumen dan kini mengembangkan sentra peternakan domba modern sebagai pilar ketahanan ekonomi baru.

  • Desa Wisata Berprestasi

    Meraih penghargaan sebagai 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, Jatimulyo menawarkan atraksi budaya, wisata edukasi, dan akomodasi berbasis masyarakat.

  • Pemerintahan Inovatif dan Berbasis Komunitas

    Di bawah kepemimpinan yang proaktif, pemerintah desa berhasil menggerakkan partisipasi warga dalam berbagai program, mulai dari konservasi sungai hingga pemberdayaan UMKM.

Pasang Disini

Desa Jatimulyo, yang berlokasi di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menunjukkan perkembangan signifikan sebagai pusat agraris dan destinasi pariwisata yang diperhitungkan. Dengan memadukan inovasi pemerintahan, potensi sumber daya alam dan partisipasi aktif masyarakat, Jatimulyo berhasil memposisikan diri sebagai lumbung pangan utama sekaligus meraih pengakuan bergengsi di tingkat nasional sebagai desa wisata. Keberhasilan ini menandai babak baru dalam perjalanan desa yang secara historis terbentuk pada tahun 1924 dari gabungan empat wilayah kecil.

Terletak sekitar 6 kilometer di sebelah utara dari ibu kota Kecamatan Petanahan, Desa Jatimulyo menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan potensi lokal yang tepat sasaran mampu mendorong kemandirian dan kesejahteraan. Keberhasilan desa ini menembus jajaran 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada tahun 2024 menjadi puncak dari serangkaian upaya pengembangan yang telah dilakukan secara konsisten selama beberapa tahun terakhir. Prestasi ini bukan hanya mengangkat nama Jatimulyo, tetapi juga menegaskan perannya sebagai model percontohan bagi desa-desa lain di Kabupaten Kebumen.

Geografi dan Demografi Wilayah

Desa Jatimulyo menempati posisi strategis di wilayah utara Kecamatan Petanahan. Secara geografis, wilayahnya membentang di atas lahan seluas 226,39 hektare atau 2,26 kilometer persegi. Lahan ini terbagi menjadi dua peruntukan utama, yaitu tanah sawah irigasi teknis seluas kurang lebih 159 hektare dan tanah kering untuk permukiman serta pekarangan seluas 67,39 hektare. Struktur lahan ini mencerminkan basis ekonomi masyarakat yang bertumpu kuat pada sektor pertanian.

Secara administratif, Desa Jatimulyo berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang mendukung konektivitas dan interaksi antarwilayah. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Adikarto, Kecamatan Adimulyo, dan Desa Menganti, Kecamatan Sruweng. Batas sebelah timur ialah Desa Banjarwinangun yang masih dalam lingkup Kecamatan Petanahan serta Desa Dorowati, Kecamatan Klirong. Di sisi selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Kritig dan Desa Podourip, sementara di sebelah barat berbatasan kembali dengan Desa Kritig, Kecamatan Petanahan.

Berdasarkan data kependudukan terakhir yang tersedia, jumlah penduduk Desa Jatimulyo tercatat sebanyak 2.693 jiwa. Dengan luas wilayah 2,26 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.191 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan konsentrasi penduduk yang cukup padat untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pentingnya pengelolaan tata ruang dan sumber daya yang efektif untuk mendukung kebutuhan dan aktivitas warga.

Pemerintahan Desa dan Visi Pembangunan

Pemerintahan Desa Jatimulyo di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Sabit Banani, S.H., menunjukkan arah pembangunan yang jelas dan terstruktur. Visi utamanya ialah mewujudkan Jatimulyo sebagai desa yang mandiri secara ekonomi, berdaya saing, serta sejahtera dengan tetap memelihara kearifan lokal. Salah satu kunci keberhasilan pemerintah desa yaitu kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengoptimalkan potensi inti wilayah, mulai dari sektor pertanian, peternakan, hingga pariwisata berbasis komunitas.

Kebijakan yang diterapkan bersifat partisipatif, melibatkan berbagai lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Karang Taruna, hingga kelompok-kelompok tani dan usaha. Transparansi anggaran dan program menjadi salah satu pilar utama dalam menjalankan roda pemerintahan, yang informasinya dapat diakses melalui situs resmi desa. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.

Sabit Banani, dalam berbagai kesempatan, menekankan pentingnya inovasi untuk menghadapi tantangan zaman. "Kami mencoba menggiring dari hulu ke hilir. Tentu dengan berbagai varian program dan kegiatan nantinya. Salah satunya adalah bagaimana lahan terbatas di pekarangan atau halaman rumah warga, diolah menjadi kebun kaya manfaat," ujarnya saat menjelaskan program `Mana Kebunmu?` kepada media pada tahun 2020. Kutipan ini mencerminkan filosofi pemerintah desa yang tidak hanya berfokus pada program skala besar, tetapi juga pemberdayaan di tingkat rumah tangga sebagai fondasi ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.

Potensi Ekonomi: Lumbung Pangan dan Sentra Peternakan

Sektor ekonomi Desa Jatimulyo ditopang oleh dua pilar utama: pertanian padi dan peternakan domba. Sebagai salah satu desa dengan lahan sawah irigasi terluas di Kecamatan Petanahan, Jatimulyo telah lama dikenal sebagai "lumbung pangan" bagi Kabupaten Kebumen. Dengan produksi gabah yang dilaporkan mencapai ribuan ton per tahun, sektor ini menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk dan penjamin stabilitas pangan lokal. Pemerintah desa terus berupaya menjaga produktivitas sektor ini melalui perbaikan infrastruktur irigasi dan pendampingan bagi para petani.

Sebagai terobosan untuk diversifikasi ekonomi, Pemerintah Desa Jatimulyo menginisiasi program pengembangan peternakan domba jenis gibas ekor tipis. Program ini dirancang sebagai pilar ketahanan ekonomi baru yang tidak hanya memberikan pendapatan tambahan, tetapi juga menciptakan ekosistem pertanian terpadu. Kotoran domba dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sementara keberadaan bank pakan memastikan keberlanjutan usaha ternak.

"Dari budidaya domba yang baik, itu ada dampak positif. Setidaknya warga punya celengan hewan ternak," ungkap Sabit Banani pada Agustus 2024. Program yang dimulai dengan hibah puluhan ekor domba ini berkembang pesat, melahirkan lebih dari 150 peternak baru yang terbagi dalam tujuh kelompok dalam kurun waktu dua tahun. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana intervensi yang tepat dari pemerintah desa mampu menciptakan sumber ekonomi alternatif yang menjanjikan. Selain itu, potensi ekonomi lainnya datang dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama kerajinan anyaman bambu yang terkonsentrasi di "Kampung Anyaman".

Pariwisata, Budaya, dan Inovasi Sosial

Puncak pengakuan atas potensi Desa Jatimulyo datang ketika desa ini berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Prestasi ini merupakan hasil dari pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang mengedepankan keunikan lokal. Wisatawan yang datang tidak hanya disuguhkan pemandangan alam perdesaan, tetapi juga diajak untuk merasakan pengalaman otentik melalui paket wisata edukasi, seperti belajar menganyam bambu, beternak domba, hingga ikut serta dalam aktivitas pertanian. Akomodasi berupa homestay milik warga dan unit penginapan "Omah Watu Blencong" turut melengkapi pengalaman bermalam di desa.

Berbagai acara budaya dan inovasi sosial digelar secara rutin untuk memperkuat daya tarik desa. Salah satu yang paling unik ialah "Fashion Show Domba" yang diadakan untuk merayakan satu abad Desa Jatimulyo pada Oktober 2024. Acara ini berhasil menarik perhatian luas dan menampilkan sisi kreatif masyarakat. Selain itu, terdapat program konservasi sungai bernama "Jaga Kali," yang diisi dengan kegiatan komunal seperti "Gropyokan Seser Iwak Kali" (lomba menangkap ikan bersama), yang bertujuan membangun kesadaran lingkungan sekaligus mempererat ikatan sosial antarwarga.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktif Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Margo Mulyo dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dalam mengelola dan memasarkan potensi desa secara profesional. Ke depan, tantangan besar menanti seiring dengan rencana pembangunan Tol Jogja-Cilacap yang akan melintasi wilayah Kebumen, termasuk Desa Jatimulyo. Proyek strategis nasional ini membawa peluang konektivitas sekaligus tantangan terhadap pelestarian lingkungan dan tatanan sosial yang harus diantisipasi dengan perencanaan yang matang.